Pesantren Al Fatah Temboro, Melahirkan Da’i Kelana

wpid-img_27412342171540.jpeg

Berkelana bukan hanya milik para petualang. Para santri Pondok Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur juga suka melakukannya. Tetapi berkelananya bukan sembarang kelana, sebab mereka mengemban misi mulia, yakni menebarkan rahmatan lil ‘alamin.

Kebiasaan berkelana itu sudah sejak lama, bahkan sekarang sudah menjadi ‘tradisi’. Artinya setiap santri ‘wajib’ melakukannya, sebagai salah satu bagian dari pendidikan, disamping menyebarluaskan Islam.
Baca lebih lanjut

3 Hari Bersama Dakwah

Beberapa saat lalu, saya akhirnya mau saja menuruti kemauan teman saya untuk ikut beriktikaf dengan komunitas yang disebut dengan Jamaah tabligh. Sebagai orang yang awam atas masalah agama , maka andalan saya satu – satunya untuk mencari tahu tentang jamaah itu adalah dengan bantuan “mbah google” alias browsing.

Hasil browsing di google,  saya dapati banyak persepsi negatif tentang jamaah ini . Ada yang bilang bid’ah, ada yang menulis kalau jamaah ini jamaah sesat, jamaah tidak berilmu, dan masih banyak lagi yang kalau saya tulis disini akan membuat tulisan ini nggak fokus.

Berbekal rasa ingin tahu yang besar akan jamaah yang sehari – hari berpenampilan bak Imam Samudra dan teman – temannya itu, maka sayapun memberanikan diri ikut dengan teman saya untuk iktikaf bersama mereka selama tiga hari.

Tiga hari yang saya lalui sangat berat namun “very interesting”. Diantara rasa takut akan dicuci otak dengan doktrin – doktrin yang dianggap sesat….yah meskipun saya tahu hidup saya pasti lebih sesat….dan perasaan bahwa saya melakukan perbuatan yang sia – sia, karena meninggalkan anak istri saya yang setiap minggunya juga sudah saya tinggalkan lebih dari 15 jam sehari, saya melihat sesuatu yang baru dan “refreshing”.

Baru kali ini dalam hidup saya , saya melihat sekelompok orang  dengan wajah yang penuh keceriaan sepanjang hari mengobrol tentang bagaimana caranya  berbuat baik terhadap sesama dan meningkatkan ibadah kepada Tuhan. Hal tersebut dilakukan dengan spontan bagaikan obrolan warung kopi sehari – hari yang tema umumnya  adalah kesulitan hidup, politik, bola, dan obrolan tidak penting lainnya.

Yang lebih membuat saya takjub, ternyata segerombolan orang dengan dandanan bak teroris tadi  adalah orang – orang “dunia” juga. Ada diantara rombongan itu seorang mayor jenderal TNI yang dengan seenaknya saya langkahi waktu saya mencari tempat untuk berbaring di masjid, yang kalau dibandingkan  dengan kasus koboy Palmerah , atas perbuatan tersebut mungkin sudah bolong kepala saya dipukul pakai besi dan ditembak dengan pistol . Dalam jamaah itu juga ada beberapa orang perwira  polisi, pengusaha besar,  sopir angkot, pengangguran, dan mahasiswa universitas terkemuka di Jakarta.

Dalam tiga hari itu saya melihat , orang – orang “dunia” ini saling menyemangati  untuk terus berbuat kebaikan dan meningkatkan amal sholeh. Tapi, weittsssss……………….. , tunggu dulu , mana ustadznya nih ? jangan – jangan benar yang dikatakan orang bahwa jamaah ini adalah jamaah yang tidak berilmu…ehh…ternyata di dalam rombongan itu ada beberapa orang ustadz lulusan pesantren terkemuka. Namun, para ustadz – ustadz tersebut tidak “exclusive” bahkan membaur dengan kita – kita yang ngaji saja masih belepotan.

Terlepas dari beberapa kegiatan jamaah tersebut yang masih mengundang kontroversi  seperti jaulah alias mengetuk – ngetuk rumah orang untuk mengajak orang  ke masjid, pergi meninggalkan keluarga yang katanya sampai berbulan – bulan untuk usaha dakwah…..sedikit catatan , waktu mengambil S – 2  di Australia pun , saya melihat beberapa aktivis gereja melakukan hal yang serupa dengan jaulah tersebut, mengetuk – ngetuk pintu dari rumah ke  rumah, dari apartemen ke apartemen untuk mengajak pemilik rumah  ke gereja…saya melihat bahwa kegiatan jamaah tabligh tersebut positif untuk mengajak orang – orang yang semacam saya ini untuk kembali ke fitrah kita sebagai makhluk ciptaan Allah dan kelak akan kembali kepadanya.

Semua orang pada dasarnya diciptakan untuk berbuat baik dan rindu akan kebaikan. Saya pribadi melihat bahwa apa yang dilakukan jamaah tabligh tersebut bagi orang Islam, khususnya orang islam seperti saya yang tidak memiliki pendidikan formal agama sama sekali , dan sudah jauh meninggalkan nilai – nilai agama yang benar, sangatlah memberi arti yang mendalam, justru disaat saya sendiri mulai mempertanyakan seperti apa sih Islam itu,  ketika melihat realita di Indonesia dimana banyak oknum menjadikan Islam sebagai alat untuk meraih kekuasaan dan pengaruh, alat pembenar terjadinya kekerasan, dan hal negatif lainnya.

Tiga hari yang saya lalui bersama jamaah tabligh sedikit banyak membuat saya sadar bahwa agama yang saya peluk ini bukan sebatas ceremony belaka, lebih dalam daripada itu, sholat, puasa, zakat, dan segala bentuk ibadah yang saya lakukan harusnya membentuk pribadi yang berakhlak baik, sebagaimana selama tiga hari itu saya melihat seorang Jenderal dilatih untuk rendah hati dengan melayani makan minum dan menata sandal dari jamaah yang notabene derajatnya jauh dibawah dia.

Saya jadi berfikir, mungkin inilah solusi dari permasalahan bangsa kita yang sebagian besar memeluk agama Islam. Apabila semua umat islam, mulai dari pejabat hingga tukang parkir mempunyai sifat rendah hati, mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri, dan segudang akhlak luhur lainnya yang ternyata sudah ada di hadist – hadist Rasullullah SAW, harusnya negara kita menjadi negara yang bebas dari masalah , bukan malah menjadi negara bermasalah.

Selama tiga hari itu juga saya mempelajari bahwa akhlak luhur tersebut muncul dan terinternalisasi bukan dengan cara diseminarkan, didiskusikan bahkan dijadikan kajian , namun harus dilatihkan dan dipraktekkan . Dan saya melihat jamaah tabligh tersebut “on the right path” terkait masalah ini.

Apakah saya terdoktrin ? …kelihatannya sih iya …….hehehehehehehehe ………… tapi saya bersyukur kali ini saya terdoktrin untuk rajin ke Masjid, bersikap sopan santun kepada orang lain , berbakti kepada orang tua dan berjuta nilai luhur lainnya . Hal yang berbeda 180 derajat ketika dahulu saya didoktrin untuk menghabiskan malam Sabtu dengan clubbing, hangout, dan mungkin bisa berakhir dengan kemaksiatan yang akan saya sesali seumur hidup.

Sumber: kompasiana.com
Oleh: Bhakti Suhendarwan

Sejarah Masuknya Usaha Dakwah Ke Kampung Temboro

image

Almarhum Kyai Uzairon hafidzahullah pernah menceritakan mengenai ihkwal Jemaah dakwah pertama di bumi Temboro, Kyai berkata bahwa Jemaah pertama yang sampai ke Temboro ialah Jemaah Ulama dari Pakistan, diawal tahun 80-an.

Jemaah ini datang ke Pondok Kyai Mahmud (sekarang pondok al-Fatah), ketika waktu shalat Zuhur baru masuk , santri-santri pondok dan Kyai Mahmud baru sedang memulai shalat Zuhur dimana Kyai Mahmud sendiri yang menjadi Imam dalam shalat berjemaah tersebut, jemaah ini kemudian turut bershalat bersama di belakang Kyai Mahmud .

Baca lebih lanjut

Bila Bercadar Nanti Susah dapat Jodoh

image

Jika anda berkeyakinan seperti ini, maka silahkan lihat dan tanya apakah ada wanita yang bercadar yang berumur di atas 25 tahun yang masih belum menikah? Maka anda akan sangat susah mendapatkannya. Belum lagi mereka genap berumur 20 tahun sudah banyak laki-laki yang bertanya apakah ia sudah siap menikah sehingga bisa dilamar.

Yang mencari mereka tentu laki-laki yang bertangggung jawab Insya Allah. Menikahi mereka bukan semata-mata karena kacantikan tetapi karena agama dan akhlaknya dan inilah yang bahan bakar utama kebahagiaan rumah tangga sampai menjadi pasangan abadi di akhirat kelak.

Baca lebih lanjut

Apakah mengadzankan Bayi Bidah dan Tidak ada dasarnya?

Kawan.., sering ada pertanyaan, bagaimana sebenarnya hukum mengumandangkan adzan dan iqamah bagi bayi yang baru lahir? Benarkah tidak ada dasar tuntunannya yang sahih?

Masalah adzan di telinga bayi ini adalah masalah khilafiyah, ada sebagian yang memandangnya mustahab dan sunnah, dimana sebenarnya cukup banyak ulama yang berpendapat sunnahnya adzan di telinga bayi. Karena urusan shahih tidaknya hadits adalah masalah yang masih diperdebatkan di antara para ahli hadits sendiri. Baca lebih lanjut

Prediksi Kemunculan ISIS/ IS oleh Imam Ali Bin Abi Thalib

Menurut Habib Mahdi Alattas, Pimpinan Majelis Ta’lim Al-Khairat Condet, kemunculan kelompok pengusung Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) rupanya sudah diprediksi oleh sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib Ra. Sekitar 1.400 tahun silam, Imam Ali telah mengingatkan akan datangnya gerombolan bengis ISIS, Al Nusro dan lain-lain, yang akan mengibarkan panji-panji hitam. Ucapan beliau terekam dalam literatur hadits Ahlussunnah wal Jamaah, yakni dalam kitab Kanzul ‘Ummal yang dihimpun oleh ulama besar al-Muttaqi al-Hindi pada riwayat nomor 31.530.
Baca lebih lanjut

Allah Menyukai Bersin dan Membenci Menguap

Kawan.., dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

”Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Jika ada di antara kalian yang bersin lalu mengucap hamdalah, maka setiap Muslim yang mendengarnya wajib menjawabnya. Sedangkan menguap sesungguhnya berasal dari setan, maka tahanlah semampunya. Dan bila ia mengatakan ‘haaahh’, maka setan akan tertawa.” (HR. Bukhari No. 6223).

Mengapa Allah menyukai bersin dan membenci menguap? Al-Khatthabi mengatakan, sifat suka dan benci terpulang kepada sebabnya. Bersin disebabkan oleh kondisi tubuh yang enteng, terbukanya pori-pori, dan perut yang tidak kenyang. Sebaliknya, menguap terjadi karena kondisi tubuh yang berat akibat konsumsi makanan yang berlebihan dan beraneka ragam. Kondisi yang pertama menjadikan pelakunya bersemangat dalam ibadah, sedangkan kondisi yang kedua sebaliknya.

Baca lebih lanjut

Bebas Finansial Ala Rasulullah

Kawan.., alkisah disebutkan bahwa pada suatu ketika ada seorang laki-laki yang dengan langkah gontai datang menghadap Rasulullah. Ia sedang didera problem finansial; tak bisa memberikan nafkah kepada keluarganya. Bahkan hari itu ia tidak memiliki uang sepeserpun.

Dengan penuh kasih, Rasulullah mendengarkan keluhan orang itu. Lantas beliau bertanya apakah ia punya sesuatu untuk dijual. “Saya punya kain untuk selimut dan cangkir untuk minum ya Rasulullah,” jawab laki-laki itu.

Baca lebih lanjut