Kisah Meninggalnya KH. Uzairon Temboro

Hari senin, 21 Juli 2014 bertepatan dengan 23 Ramadhan 1435 H. Setelah 1 bulan lebih akhirnya saya baru memiliki keberanian menulis kronologi wafatnya beliau. Sebelumnya saya masih shock dengan kepergian beliau dari dunia ini.

Senin petang selepas bayan/ceramah bakda Ashar. Beliau masih memimpin musyawarah bersama para ustadz senior dan sesepuh dakwah yang mengurus kegiatan Masjid Markaz.

10menit sebelum adzan, seperti lazimnya kebiasaan beliau. Beliau masuk ke kamarnya yang terletak di samping mihrab imam masjid. Berdzikir dan berdoa menanti azan berbuka puasa. Karena memang berdoa sebelum adzan maghrib itu termasuk waktu mustajabah.

Selepas adzan, beliau memanggil ustadz Salim untuk menemani beliau berbuka puasa/takjil di dalam kamar. Tradisi masjid Markaz ketika bulan puasa, setelah adzan ada jeda 15 menit untuk berbuka puasa lalu baru iqomah.

Setelah mempersilahkan Ust.Salim, beliau lalu meminum kuah sup untuk membatalkan puasa. Setelah meletakkan mangkok, beliau memegang tasbih lalu kepalanya tertunduk.

Ustadz Salim mengira bahwa beliau sedang melanjutkan dzikir yang mungkin tadi sebelum adzan belum selesai.

Setelah 15 menit, Ustadz Salim menjadi salah tingkah karena mengira Kyai masih Dzikir. Dia lalu menyentuh tangan kiri Kyai dengan salam dan telah terasa sangat dingin dan setelah beberapa kali ditepuk masih tak ada jawaban.

Panik, Ust.Salim lalu keluar mihrab. Beliau memanggil Gus Ubaidillah (Adik Beliau) dan beberapa ustad senior yang telah duduk di shof awal menanti Gus Ron keluar mengimami.

Gus Ubaidillah (Gus Beid) segera masuk masuk ke kamar samping mihrab itu diikuti 3 orang. Lalu semuanya menyadari bahwa KH. Uzairon  telah meninggal dunia. Air mata kesedihan pun tumpah. Tapi Gus Bed meminta semuanya tetap tenang karena harus menunaikan sholat maghrib berjamaah dulu.

Selepas sholat maghrib, barulah diumumkan bahwa Kyai Uzairon Thoifur Abdillah (Gus Ron) telah wafat. Tumpahlah tangis para jamaah Masjid Markaz yang terdiri dari santri santri beliau, para muktakifin dan jamaah tarekat yang sedang ngaji di rumah beliau.

Allah memanggilnya dalam waktu berbuka puasa untuk menghadiri jamuan berbuka di alam barzah.

Menurut teman saya, Sulaiman Trondol, yang bermukim di Jeddah dan menemani Kyai Gus Ron selama umrah 10 hari awal Ramadhan.  Selama di Mekkah, Kyai sudah mengatakan pada murid-murid beliau bahwa masa dia untuk dijemput Izrail telah dekat.

Satu tanggapan

  1. Ping-balik: Ke Temboro lagi | Iwan Nugroho, to share academic and positive experiences

  2. Ping-balik: Kisah Meninggalnya KH. Uzairon Temboro | migontor.com

Mohon maaf, semua komentar akan ditahan dulu untuk moderasi kecuali bagi yang sudah sering berkunjung ke blog ini